Danang Margono

Gurusiana teman terhebat yang pernah aku kenal, ayo .. menulis dengan hati untuk kebaikan sesama...

Selengkapnya
Navigasi Web
SANTRIWATI TERBAIK (hari ke9 Tantangan Menulis)
hari-9 tantangan Menulis

SANTRIWATI TERBAIK (hari ke9 Tantangan Menulis)

SANTRIWATI TERBAIK

Hari ke-9 Tantangan Menulis

By Danang Margono. M.Pd.

“Assalamu’alaikum” suara itu terdengar bersamaan dengan bunyi ketok pintu yang samar. “wa’alaikum salam “ kujawab sambil membukakan pintu. “eh, monggo-monggo pinarak (silakan, duduk) pa ustadz,”sambil mempersilahkan pa Ustadz duduk di kursi ruang tamuku yang sempit. “Njanur gunung niki (ngga biasanya ini) pa ustadz, ada kabar apa”? tanyaku. Setelah duduk pa Ustadz menjelaskan maksud kedatangannya, bahwa hari minggu nanti disuruh mengikuti upacara pelepasan wisuda di kabupaten mewakili madrasah diniyah karena anakku (Muthi) memperoleh nilai tertinggi sehingga berhak mengikuti wisuda. Wisuda ini diikuti oleh para santri dan santriwati terbaik dari madrasah masing-masing. “Alhamdulillah, terima kasih tadz informasinya, insya Allah Muthi hadir” jelasku.

Berbeda banget dengan kakak dan adiknya, Muthi termasuk anak yang introvert sehingga kedatangan pa ustadz memang agak membuatku kaget. Emang sih selama ini aku tahu bahwa dia sangat semangat kalau berangkat madrasah, sejak di kelas dua sekolah dasar sehabis pulang sekolah dia memang mengikuti tambahan pelajaran di sekolah arab (bahasa temen-teman menyebut nama madrasah), mulai dari SP (santri pemula), kelas satu sampai kelas empat. Dia memang sangat enjoy banget menikmat i semua prosesnya, setiap kali berangkat maka temannya akan menjemput beramai-ramai dan berangkat berjalan bareng menuju madrasah. Demikian pun ketika pulang, akan bersama teman-temannya berjalan kaki sambil ngobrol menuju rumah dan dilanjutkan dengan bermain.

Jarang sekali aku melihat dia belajar atau sekedar menghafal surat-surat pendek yang merupakan tagihan ustadznya. Tak tampak juga dia mengeluh ketika mau berangkat meskipun saat itu sangat terik dan panas, moment yang enak kalau tidur. Karena dia berngkat jam satu siang, meskipun nanti masuk madrasah jam dua siang. Ada jeda waktu menunggu bel masuk, mungkin digunakan untuk bermain-main. Pokokny semua proses betul-betul dia nikmati banget bersama teman-temannya. Anehnya juga meskipun dia termasuk anak pendiam, tetapi mempunya banyak teman. Mungkin artinya dia di mata teman-temannya anaknya baik, ngemong atauapalah namanya. Aku juga kadang heran, mengapa anak pendiam tetapi temannya banyak.

“Bapak antar ya mba berangkat wisudanya” tanyaku. Dan cuma dia yang memanggil aku bapak, sementara dua saudaranya memanggil aku, ayah. Dia pun hanya mengangguk kecil tanda mengiyakan alias setuju. Agak ribet memang aku yang cuma membawa motor harus memboncengkan dia yang berpakaian busana wisuda. Lima belas menit kemudian motorku sudah sampai di tempat dan ruang wisuda tepatnya di Islamic center. Sementara aku lihat peserta yang lain dari kecamatan lainnya diantar menggunakan mobil diiringi oleh keluarganya. Seperti layaknya wisuda sarjana di kampus, tempat itu juga ramai sekali pengunjungnya, baik oleh orang tua yang mengantar atau para pedagang yang berjejal ramai di lapangan.

Setelah acara mau dimulai, aku mengucapkan selamat kepada Muthi, dan aku antar mencari tempat duduk yang sudah disiapkan panitia by name. Setelah duduk di kursi samabil menunggu prosesi aku tinggalkan anakku dan aku duduk di baris belakang tempat duduk para orang tua yang sudah disediakan panitia. Dan aku nikmati acara wisuda ini, prosesi demi prosesi berjalan dengan lancar sampai selesai. Setelah semua prosesi selesai kami pun pulang menggunakn motor ke rumah. Maklum jarak antara rumah dan tempat wisuda cukup dekat, sehingga lumayan bisa mengurangi ongkos akomodasi. (He…he…)

Begitulah kami memaknai acara pelepasan wisuda ini dengan sangat sederhana, dan kami menekankan untuk selalu hidup sederhana di berbagai acara ataupun kegiatan. Sifat sederhana yang aku tanamkan diharapkan dapat mengikis kuat sifat ego dan kesombongan terhadap apa yang pernah kita raih. Menumbuhkembangkan sifat rendah hati meskipun kita telah memiliki segala sesuatunya. Kesederhanaan merupakan cermin dan wujud rasa syukur tehadap nikmat yang sudah diberikan Allah SWT sesuai tuntunan dan sunah nabi Muhammad SAW. Demikian semoga cerita ini berikhtibar dan menginspirasi dan mudah-mudahan memberikan warna hidup menuju jalan Allah sang penguasa alam semesta…. Aamiin…..

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantab Bapak semoga menjadi generasi qurani yang qurrota a'yun, Barokallah

23 Jan
Balas

Kesederhanaan membasa berkah. Untuk bekal masa depan cerah. Barakallah. Sukses Pak

23 Jan
Balas



search

New Post