Danang Margono

Gurusiana teman terhebat yang pernah aku kenal, ayo .. menulis dengan hati untuk kebaikan sesama...

Selengkapnya
Navigasi Web
MERDEKA BELAJAR DI ERA DISRUPSI  (Artikel lomba Maret 2020)
lomba Maret 2020

MERDEKA BELAJAR DI ERA DISRUPSI (Artikel lomba Maret 2020)

MERDEKA BELAJAR DI ERA DISRUPSI

Artikel lomba Maret 2020

By Danang Margono, M.Pd.

UU Sisdiknas menjelaskan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah “berkembangnya potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan mulia pendidikan tersebut selaras yang disampaikan mas menteri Nadim Makarim bahwa untuk menghasilkan SDM unggul yang dapat menghadapi tantangan perubahan zaman adalah peserta didik yang kompeten dan berkarakter.

Tapi mengapa hasil pendidikan saat ini masih jauh dari harapan ?. Peringkat PISA dan TIMMS tahun 2015 dan 2019 masih berada di level 10 terbawah negara-negara peserta. Soal-soal yang dikembangkan PISA dan TIMMS membutuhkan penalaran, problem solving yang terkonstruk dalam soal HOTS pada ranah analisis, mengevaluasi dan mencipta. Sementara pola pembelajaran di sekolah masih berkutat dengan penguasaan materi sebanyak-banyaknya yakni hanya pada ranah hafalan/mengingat, recall/memahami. Sehingga bisa ditarik benang merah bahwa hal ini terjadi karena ada ketidaksesuaian antara tujuan pendidikan dengan cara mencapainya. Selain itu masih banyak hal yang perlu revisi di tataran pemegang kebijakan/keputusan dan pada pelaksana kegiatan demi kepentingan terbaik dunia pendidikan.

Gema program merdeka belajar dari Mas Nadiem Makarim seakan menjadi cahaya terang, menjadi oase di pdang gurun dan solusi kebuntuan masalah di atas. Merdeka belajar bisa dimaknai sebagai kebebasan dari hal-hal yang selama ini membelenggu pembelajaran. Belenggu pembelajaran di kelas yang di alami oleh siswa dan guru. Ketika kran merdeka belajar sudah dibuka diharapkan akan mucul proses pembelajaran di kelas yang kreatif, inovatif, menarik dan menyenangkan. Pembelajaran yang seperti ini tentu saja akan melahirkan pembelajaran yang bermakna bagi siswa ataupun bagi guru itu sendiri.

Merdeka belajar juga diharapkan terjadi dalam proses assesmen. Dalam proses assesmen diharapkan memberi ruang terbuka bagi guru untuk memberikan penilaian sendiri. Penilaian siswa diharapkan menjadi kewenangan mutlak guru sekolah masing-masing sehinggga kompetensi guru dalam penilaian HOTS akan meningkat. Munculnya assesmen kompetensi minimal dan survey karakter tidak membuat guru dan siswa menjadi lebih santai. Munculnya AKM-SK justru memacu pembelajaran yang sunggguh-sungguh. Karena pembelajarannya tidak berorientasi lagi pada hafalan dan recall semata tetapi menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan bernalar berdasarkan literasi (bahasa) dan numerasi (matematika).

Merdeka belajar juga merupakan angin segar bagi guru dan siswa. Munculnya otonomi dalam proses pembelajaran di kelas. Sehingga diharapkan memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada guru untuk mengembangkan pembelajaran dengan baik. Bisa dilakukan di luar kelas, dimana saja, menjadikan alam sebagai guru, sebagai sumber belajar. Tidak melulu proses pembelajaran di lakukan di dalam kelas sehingga tampak monoton.

Intinya merdeka belajar menuntut seorang guru lebih meningkatkan kompetensinya. Kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian atau kompetensi sosialnya. Guru sudah harus meninggalkan text book menuju kontekstual. Guru harus meninggalkan pembelajaran behavioristic menuju pembelajaran konstruktivis. Guru harus meninggalkan teacher centered menuju student centered, guru harus meninggalkan pembelajaran konvensional menuju pembelajaran inovatif.

Ketika roh merdeka belajar sudah dilaksanakan guru, maka diharapkan akan meningkatkan kompetensi siswa. Memunculkan sikap kritis siswa, meningkatkan kemampuan berpikir kreatifnya. Menumbuhkan kemampuan komunikasi siswa sehingga kemampuan kolaborasinya ikut meningkat. Kritis dan kreatifnya siswa akan terus terasah seiring dengan penguasaan literasinya, sehingga diharapkan karakter atau foft skill akan tumbuh dan berkembang.

Kita menyebut kecakapan seperti di atas sebagai kecakapan abad 21. Jadi jelaslah program merdeka belajar akan mengantarkan siswa memasuki gerbang dan siap menghadapi tantangan abad 21. Abad dan zaman perubahan yang sangat mendasar, perubahan yang sangat cepat di era disrupsi ini. Peserta didik kita dilahirkan di era disrupsi yang fenomenanya ditandai bergesernya aktivitas-aktivitas yang semula dilakukan di dunia nyata beralih ke dunia maya atau digital. Maka program merdeka belajar diharapkan mampu mempersiapkan peserta didik menaklukan dengan senyuman era disrupsi ini.

Dunia kerja di era disrupsi ini sangat dibutuhkan kemampuan berkolaborasi, beradaptasi, kritis dan kreativitas. Dibutuhkan sekali sikap inisiatif, mampu bekerjasama dan kompak dalam team work, percaya diri dalam mengambil keputusan, disiplin, tanggung jawab serta mampu menghargai waktu. Dan mudah-mudahan keadaan ini akan tercapai ketika program merdeka belajar benar-benar tercipta.

Semoga… aamiin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Oyee masda....

03 Mar
Balas

Jelek ya de

03 Mar

Mantap Pak

03 Mar
Balas

Mkasih bu ulfa

03 Mar

Tulisa yg keren. Terimakasih pencerahannya. Semoga berhasil dalam lomba. Salam kenal.

04 Mar
Balas



search

New Post