Danang Margono

Gurusiana teman terhebat yang pernah aku kenal, ayo .. menulis dengan hati untuk kebaikan sesama...

Selengkapnya
Navigasi Web
SURAT TERBUKA UNTUK DEDE CORONA  (Hari ke-77 Tantangan Menulis)
hari ke-77 tantangan menulis

SURAT TERBUKA UNTUK DEDE CORONA (Hari ke-77 Tantangan Menulis)

SURAT TERBUKA UNTUK DEDE CORONA

Hari ke-77 Tantangan Menulis

By Danang Margono, M.Pd.

Dede Corona,

Aku tahu engkau lahir di Wuhan China di akhir tahun 2019. Tubuhmu memang sangat kecil bahkan hanya sekecil partikel berukuran nano. Tubuhnya yang sangat kecil lebih kecil dari bakteri menyebabkan engkau mudah berkelana mencari sang inang tempat hidupmu. Terbang selaksa mimpi terbang ke penjuru dunia. Berangkat dari China, engkau meluncur ke Italia, Spanyol, Jerman, Perancis, Swiss, Iran, Inggris, Amerika dan negara eropa lainnya. Hampir semua negara eropa kau singgahi dan kunjungi. Bermukim bersama kolonimu menginfeksi melalui masa inkubasimu yang lama.

Bosan berkunjung ke benua amerika dan eropa, kini kau melanjutkan ke benua asia. Korea selatan, Singapura, Malaysia, Thailand dan Indonesia. Menjadi tamu di hampir 200 negara. Tanpa salam, engkau datang dan tanpa paspor juga engkau tinggal dan bermukim.

Dede corona…

Kamu tahu engga, setiap negara yang kamu singgahi. Engkau telah menularkan penyakit yang mengerikan. Dimulai dari batuk, pilek dan sesak nafas hingga menyebabkan kematian. Engkau juga telah menyebabkan ketakutan dan kepanikan yang luar biasa. Kami semua takut keluar rumah, hingga menyebabkan stress dan depresi.

Kamu tidak pernah tahu kan.. ? bahwa setiap negara yang kamu kunjungi dan singgahi menyebabkan kelumpuhan di semua sector. Di dunia pendidikan, engkau telah menghentikan aktivitas belajar jutaan anak sekolah di dunia. Mereka tidak lagi berangkat ke sekolah, tidak bertemu dengan teman-teman dan gurunya yang mereka sayangi. Anak-anak hanya belajar di rumah. Bahkan ujian nasional pun dapat kau hentikan. Berbulan-bulan anak sekolah tidak bisa ke sekolah karenamu. Kamu tidak kasihan wahai dede corona..?

Wahai dede corona, pulanglah dengan kolonimu kembali ke pangkuan sang pencipta. Sungguh kami tak berdaya melawanmu. Kasihan anak-anak yang mau menuntut ilmu, gara-gara kamu mereka terlantar tidak belajar di sekolah.

Di bidang transportasi, lewat tubuhmu yang mungil engkau telah menghentikan berjuta-juta penerbangan domestic dan internasional. Bandara-bandara udara tutup tak beroperasi. Stasiun dan terminal mengurangi 50 persen armada dan rute perjalananmu. Sungguh hadirmu telah meng-cancel niat dan rencana bepergian seluruh makhluk manusia. Kamu tidak tahu kan, dampaknya seheboh itu wahai dede corona..?

Dede corona, pulanglah cepat. Biarkan kami melanjutkan roda trasnportasi perhubungan antar negara ini. Pulanglah, agar kami aman menuju suatu tempat tanpa was-was bertemu denganmu di perjalanan. Berjuta-juta orang telah berhenti bekerja di bidang ini, kasihan anak istrinya nanti mereka tidak lagi mampu menfkasi keluaarganya. Pulanglah dede corona..

Di bidang kesehatan, berjuta-juta tim medis di seluruh dunia kewalahan memerangimu. Mereka para tenaga medis itu garda terdepan dan kami semua meletakkan harapan berjuta-juta orang yang terinveksi karenamu. Mereka para tenaga medis bahkan lupa dengan dirinya sendiri. Mereka lupa makan, minum, mandi, dan meinggalakan keluarganya demi menaruhkan rasa kemanusiaan yang telah terpatri di hatinya. Dengan tulus ikhlas mereka berkorban harta, benda bahkan nyawanya sendiri, ada beratus-ratus tenaga medis di dunia kehilangan nyawa karena berperang melawanmu.

Please, dede corona pulanglah dan jangan kembali. Cukuplah kiranya kami belajar kebersamaan dari ulahmu. Belajar dan tahu banyak bahwa kesehatan amatlah sangat penting. Darimu, kami belajar bagaiman mencuci tangan yang baik. Kami belajar, bagaiman kami harus bersatu setelah kami lama saling acuh dan sombong.

Dede corona, cukuplah kiranya engkau telah merontokkan semua sendi kehidupan di seluruh dunia. Hingga kami sadar bahwa kami manusia tidak bisa hidup sendiri. Kami sadar bahwa manusia itu satu, hanya tempat dan ruanglah yang telah memisahkan kami.

Dede corona..

Terima kasih pelajarannya, kami makhluk manusia telah diingatkan. Selama ini kami saling acuh, cuek, egois dan iengin menag sendiri. Sekarang kami sadar, rasa itu adalah keliru dan salah, semestinya kami bersatu, satu hati. Terima kasih engkau telah menyadarkan kami manusia, bahwa kami hanyalah makhluk yang kecil tak berdaya. Yang maha besar hanyalah Tuhan, Allah sang pencipta langit dan bumi.

Lewat hadirmu, kami juga sadar kami manusia telah menyebabkan keruskan di darat, laut dan udara Karen ulah tangan kami. Setelah engkau datang hadir beberapa bulan di bumi ini, bumi ini kembali bersih dari polusi yang angat berbahaya. Bahkan kami telah mengurangi polusi sebesar 50 persen polusi di bumi. Terima kasih atas semua atas pelajaranmu kepada makhluk manusia yang telah sombong ini.

Dede corona,

Pulanglah, sebentar lagi bulan suci Ramadlan menjelang. Berilah kami kesempatan agar bisa beribadah dengan khusyuk dan tenang. Pulanglah, biar kami bisa bersama-sama meramaikan masjid dan mushollah di bulan suci seperti tahun-tahun sebelumnya.

Ya Robb,

Cabutlah kembali makhluk kecil-Mu yang sangat mengerikan. Ampunilah dosa-dosa yang telah kami lakukan selama ini. Ampunilah atas maksiat dan khilaf yang kami lakukan. Berilah kesempatan agar kami bisa bertemu dengan Ramadlan-MU yang suci untuk bermunajat, berpuasa dengan penuh berserah kepadamu.

Ya Robb,

Kami tahu ini semua cobaan dari-MU agar kami sadar akan dosa kami manusia di dunia ini. Berilah waktu dan nafas-MU agar kami tersiram rahmah, barokah dan maghforoh bulan suci Ramadlan ini. Agar kami bisa melaksanakan rukun islam-Mu dengan tenang, bisa bersama-sama beribadah, memakmurkan di rumah-rumah-MU di bulan suci ini.. ya allah.

Kalau ada salah dan khilaf pada tulisan ini maafkanlah.

Sekian, dan terima kasih..

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aamiin ya Alloh, pulanglah Dede Corona, salam literasi pak, mantul surat nya, semoga derita corona segera lenyap dari bumi-NYa.

31 Mar
Balas

Aamiin..Terima kasih.. barokalloh bu yayah

01 Apr

Semoga badai cepat berlalu

31 Mar
Balas

Aamiin.. terima kasih bu

01 Apr

Amin Pak. Hikmah dari semua kondisi saat ini memberi nilai pembelajaran tersendiri bagi kita untuk semakin memaknai hidup.

31 Mar
Balas

Betul sekali pa..Terima kasih

01 Apr

Aamiin..... Semogaa... Mantap masdaa.... Jadi pingin disurati masda...hhhhh

31 Mar
Balas

Ha..ha..Trims de listyo

31 Mar

Aamiin Aamiin YRA, semoga Dede corona segera berlalu, pergi dan tak pernah kembali lagi. Semoga kita bisa beribadah lebih khusuk lagi, berjumpa ramadan dengan senang dan bahagia, hanya pada Allah semata kita panjatkan Doa

01 Apr
Balas

Aaminn..mkasih bu mardianis

04 Apr

Aamiin Yaa Robbal'aalamii... Pulang lah De, sebentar lagi Ramadhan.

31 Mar
Balas

Aamiin..Semoga pa..Terima kasih

31 Mar

Aamiin Ya Rabb. Semoga segera terputus penyebarannya

31 Mar
Balas

Aamiin 2x

31 Mar

Tulisan yg bagus dan menyentuh hati. Smoga segera berakhir dan dpt bertemu dgn bulan Ramadhan

31 Mar
Balas

Aamiinn...terima kasih de lisa

01 Apr



search

New Post