Meningkatkan Literat Guru dan Siswa melalui MSLI

Lomba Menulis Bulan April 2020

By Danang Margono, M.Pd.

Yang abadi adalah perubahan, begitulah orang bijak menyampaikan. Kita harus selalu mengikuti perubahan zaman. Kalau kita tidak berhasil mengikuti perubahan maka kita yang akan tergerus oleh perubahan itu sendiri. Termasuk perubahan mendasar di dunia pendidikan. Memasuki abad 21 kita mengenal perubahan pola pembelajaran. Proses dan output pendidikan harus mengacu pada pencapaian kompetensi abad 21. Keterampilan abad 21 yang diharapkan mencakup 3 (tiga) hal yakni keterampilan 4C, literasi dan karakter.

Keterampilan 4C yang berupa kemampuan berpikir kritis, kreatif, kolaboratif dan komunikatif. Ketreampilan ini harus dimiliki oleh peserta didik. Tentunya melalui proses pembelajaran yang memfasilitasi tumbuhnya keterampilan tersebut. Proses pembelajaran tersebut merupakan pembelajaran aktif yang mampu mengedepankan scientifically literate melalui model PBL, PjBL, Discovery, dan Inquiry yang dilakukan dengan mengacu pada pendekatan pembelajaran STEM atau STEAM.

Untuk membekali kemampuan guru tersebut, kami mengumpulkan semua pengurus MGMP untuk melaksanakan workshop penyusunan perangakat pembelajaran menyongsong abad 21. Sejak 2018, saya diberi amanat untuk mempimpin anggota MGMP Kabupaten Brebes. Alhamdulillah kegiatan penyusunan perangkat pembelajaran dan pembelakalan pembelajaran HOTS terlaksana dengan baik. Kegiatan ini menggandeng dosen prodi Biologi UNNES Semarang yakni ibu Dr. Siti Alimah, M.Pd.. Rekan-rekan menyebut RPP ini disebut dengan RPP abad 21. Namanya bombastis sekali ya…

Sejak mengundang beliau, kebetulan beliau juga dosen pascasarjana Biologi UNNES, saya terus berkomunikasi intens dengan beliau. Alhamdulillah melalui beliau dan LPPM UNNES menjalin kerjasama mesra dengan MGMP IPA dengan program Sekolah Scientifically Literate. Bentuk kerjasamanya antara lain menyelenggarakan workshop scientific literat, peningkatan literat guru IPA dan model sekolah literasi ilmiah (MSLI). Kerjasama ini dilaksanakan secara bertahap selama 3 (tiga) tahun dan didanai oleh prodi UNNES. Sementara MGMP yang saya pimpin sebagai mitra dan memfasilitasi kegiatan tersebut.

Alahmdulillah di tahun pertama, dimulai dari Training Needs Assesment atau penilaian kebutuhan pelatihan terwujudlah kegiatan workshop scientific literat dengan menghadirkan 4 pakar pendidikan dari UNNES. Workshop ini ditujukan untuk peningkatan kompetensi literat sains guru-guru IPA se-kabupaten Brebes. Tahun kedua dilanjutkan dengan peningkatan profesional terutama pendalaman materi, konsep ke-IPA an. Bagi teman-teman yang mempunyai ijazah biologi memperoleh materi pendalaman materi fisika, dan sebaliknya.

Tahun ketiga program scientific literat ini berupa pembentukan model sekolah literasi ilmiah (MSLI). Melalui program MSLI ini terpilih nominasi 5 sekolah yang dijadikan rujukan model sekolah literasi ilmiah dari seluruh sekolah se-provinsi Jawa Tengah. Kelima sekolah tersebut kemudian disurvey untuk dipilih 3 sekolah yang akan dijadikan sekolah MSLI.

Sebelum tim ini survey datang ke sekolah, saya meminta dukungan dan support kepala sekolah tentang MSLI. Alhamdulillah, sekolahku SMP Negeri 5 Brebes terpilih sebagai 3 sekolah MSLI bersama SMPN 3 Jekulo Kudus, dan SMPN 2 Bandongan Magelang. Ketiga sekolah, termasuk sekolahku terpilih karena memiliki wawasan, kematangan dan etos kerja di samping kultur sekolah yang mendukung program MSLI.

Langkah pertama segera aku membentuk tim MSLI sekolah. Oleh kepala sekolah saya yang kebetulan menjadi wakil kepala sekolah ditunjuk menjadi ketua program MSLI. Program MSLI diantaranya penguatan kompetensi guru dan siswa tentang literasi, membentuk pojok literasi dan pelaksanaan proses pembelajaran literasi melalui pendekatan STEAM.

Pembelajaran berbasis STEAM dalam program ini adalah pembelajaran tematik dari beberapa mapel antara lain sains (IPA), matematika dan art (seni budaya), sehingga timnya dari beberapa guru mapel tersebut. Langkah selanjutnya saya memberikan pemahaman kepada guru dan siswa bagaimana pendekatan STEAM dalam pembelajaran, bagaimana harus menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Alhamdulillah kegiatan ini didukung oleh guru dan siswa serta mendapat motivasi dari kepala sekolah.

Program ini juga memperoleh stimulant dana dari LPPM sebesar 50 juta rupiah untuk digunakan dalam penyediaan pojok literasi ilmiah. Pojok litersi ini berupa pengadaan beberapa komputer dengan jaringan internet dan buku-buku referensi pendukung literasi.

Roh program ini adalah pelaksanaan pembelajaran STEAM dari mapel IPA, matematika dan seni budaya. Melalui pembelajaran ini, alhamdulillah tampak adanya peningkatan daya literasi dan kemampuan berpikir kritis, kreatif, komunikasi dan kolaborasi guru dan siswa.

Rasanya senang, saya bisa memfasilitasi peningkatan literat guru-guru IPA dalam komunitasku. Alhamdulillah melalui program MSLI ini juga dapat meningkatkan kemampuan rekan-rekan guru di sekolah dalam melaksanakan proses pembelajaran melalui pendekatan STEAM dan meningkatkan kompetensi siswa dalam persiapan menyongsong abad 21.

Sekian, terima kasih.