Danang Margono

Gurusiana teman terhebat yang pernah aku kenal, ayo .. menulis dengan hati untuk kebaikan sesama...

Selengkapnya
Navigasi Web
Posisi Guru tak Tergantikan  (Hari ke-84 tantangan menulis)
hari ke-84 tantangan menulis

Posisi Guru tak Tergantikan (Hari ke-84 tantangan menulis)

Posisi Guru tak Tergantikan

Hari ke-84 tantangan menulis

By Danang Margono, M.Pd.

Baru 3 minggu belajar di rumah karena dampak covid-19, anak-anak sudah mengalami sindrom jenuh. Kejenuhan yang dirasakan karena harus belajar di rumah. Tidak berinteraksi dengan teman-teman kelasnya maupun berinteraksi dengan sang guru. Berkutat dengan saudara di rumah berhari-hari tentu menjemukan.

Begitu mendengar masa belajar di rumah diperpanjang lagi, banyak anak yang mengeluh dan kesal tapi apa daya keadaaan memaksa harus stay at home. Jadilah kejenuhaan dan keluhan melanda jutaan anak negeri yang tidak bisa belajar di rumah.

Banyak anak yang mengeluh dan bertutur. Belajar di rumah engga enak, tidak ketemu teman-teman. Bertanya kepada kakak atau bapak tentang pekerjaan rumahpun tak menyelesaikan masalah. Bertanya kepada ibu pun sama saja, ibu cepat marah katanya.

Hingga viral video anak TK yang menangis karena kangen dengan guru dan teman-temannya. Pembelajaran yang dilakukan secara daring ini oleh anak dianggap sesuatu yang melelahkan, membosankan, menjenuhkan. Padahal pembelajaran daring yang selama ini juga sudah mengacu pada teknologi yang tinggi. Ada aplikasi zoom sehingga guru dan siswa bisa bertemu lewat tatap muka (vcall). Ada google classroom yang bisa dengan mudah guru memberikan materi dan mengkontrol hasil kerja siswanya.

Tapi kehadiran teknologi tersebut malah membuat anak-anak jenuh. Jadilah harusnya belajar di rumah menyenangkan malahan membawa anak jadi stress di rumah. Bahaya bukan? Daya stress ini yang membahayakan karena berdampak menurunkan kesehatan mereka, sehingga imunitas anak jadi berkurang. Stay at home tidak menyebabkan sehat tapi malah mendorong terkena psikosomatis atau sakit badannya.

Kalau sudah begini, kita baru sadar. Bahwa kehadiran seorang guru tak bisa tergantikan. Tak tergantikan oleh teknologi yang paling canggih sekalipun. Sikap guru yang berperan sebagai orang tua, sahabat dan figur yang disegani mendapat tempat tersendiri di hati anak. Peran strategis guru di kelas dan sekolah memang tak tergantikan. Sang guru sangat sabar bagaimana menangani anak yang bandel dan agak nakal.

Peran strategis guru dengan sikapnya yang penyayang, sabar, bijaksana dan penuh dengan petuah-petuah bijak setiap harinya. Hal inilah yang mungkin dikangeni oleh anak-anak yang sudah belajar di rumah lama. Mereka kangen kepada guru yang dengan tulus dan ikhlas memberikan wejangan yang disisipkan pada pelajaran yang disampaikan. Mereka kangen dengan guru yang sangat menyayangi mereka, yang bertutur dengan santun dan lembut dan keramahannya.

Sekali lagi peran guru tak pernah tergantikan oleh apapun. Baru 3 minggu belajar di rumah, para siswa sudah rindu bertemu dengan guru dan sekolahnya yang mengayomi dan menyayangi mereka seperti anaknya sendiri. Bahkan kita sekarang menjadi seorang guru pun kita masih ingat. Siapa dan bagaimana guru-guru SD kita. Bagaimana sayang dan sabarnya guru-guru kita. Sampai sekarangpun kita masih ingat siapa guru bahasa inggris kita waktu SMP. Masih inbat di benak siap guru kelas 6 SD kita. Padahal sudah puluhan tahun kita tak bertemu dengan mereka.

Guru, jasamu tiada tara..

Sekian, terima kasih.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

benat IT secanggih apapun. tak akan sanggup menggantikan walau secuil senyum dan sentuhan sayang seorang guru, Semangaat Bapak

08 Apr
Balas

Betul bu..Hidup guru

10 Apr

Mengajar bisa digantikan tapi mendidik hanya guru yang mampu...

08 Apr
Balas

Betul bu rita

10 Apr



search

New Post